Moskow - Data baru yang dirilis oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan bahwa pengeluaran militer global akan mencapai rekor USD 2.443 miliar pada tahun 2023. SIPRI mengumumkan pada hari Senin bahwa "pengeluaran militer global akan meningkat selama sembilan tahun berturut-turut, mencapai rekor tertinggi sebesar USD 2.443 miliar pada tahun 2023."

Lembaga itu mencatat bahwa tren peningkatan belanja militer terjadi di seluruh benua, dengan AS, Tiongkok, dan Rusia menjadi tiga negara dengan belanja militer terbesar pada tahun 2023.

SIPRI menyatakan bahwa AS akan menjadi pembelanja militer terbesar di tahun 2023, dengan jumlah USD 916 miliar (Rp 14.870 triliun) atau 37% dari belanja militer di seluruh dunia.

Setelah AS, Cina adalah pembelanja militer terbesar kedua dengan USD 296 miliar, atau 12% dari belanja militer global.

Pembelanja militer terbesar ketiga adalah Rusia, yang menghabiskan USD 109 miliar (Rp 1.770 triliun) atau 4,5% dari belanja militer global; menurut SIPRI, belanja militer Rusia pada tahun 2023 akan menjadi 24% lebih tinggi daripada belanja militer pada tahun 2022.

Lembaga ini juga mencatat peningkatan belanja militer sebesar 9% oleh negara-negara Timur Tengah, terutama Israel, yang melanjutkan agresi militernya di Jalur Gaza.

Menurut lembaga tersebut, Israel menghabiskan $27,5 miliar (£4,46 triliun) untuk militernya pada tahun 2023, meningkat 24% dari tahun sebelumnya.

Sumber Sputnik



23