Di tengah ribuan mobil yang melintasi jalur Bandung-Nagleg, banyak sekali traveler yang menggunakan sepedanya untuk merayakan Lebaran bersama keluarga.

Salah satunya Warisno (1), 47, warga Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Dia mencoba rute selatan menggunakan sepeda tua.

" Sulit mendapatkan tiket bus, jadi saya akan naik sepeda jika selalu macet lagi, " kata Warisno yang ditemui di Tanjung Nagleg, Bupati Bandung, Minggu.

Bersama dengan dua kotak besar berisi barang bawaan dan oleh-oleh, ia sangat ingin tetap berhubungan dengan keluarganya di Bupati Kebumen, Jawa Tengah.

Dia mengatakan telah melakukan beberapa persiapan sebelum melakukan perjalanan dari Bandung ke Kebumen, mulai dari mengganti suku cadang sepeda, memperbaiki rem dan memasang rotor kecil.

Juga di bagian belakang sepeda dipasang plat besi bertuliskan Mudik Levaran, Bandung-Kebumen. Selamat Hari Raya Idul Fitri 2019-1440H. Kami mohon maaf ke dalam dan ke luar dan mengibarkan bendera merah putih.

Pak Wallisno mengatakan, sejak tahun 2015 masyarakat sudah menggunakan sepeda untuk bolak-balik karena sudah tidak nyaman lagi menggunakan angkutan umum.

"Lebih santai, yang penting aman dan menikmati perjalanan," kata Wallisno, seorang pengusaha.

Katanya mulai peeralannya dari pagi ini dan bisa tiba Senin malam (3/6), katanya. Selama perjalanan, dia mengaku istirahat setiap 2 jam atau merasa lelah di pangkal betisnya.

Jika traveler sepeda lainnya, Apih, warga Melong, bolak-balik menggunakan sepeda mulai tahun 2013, kata Cimahi.

Cibatu, Apih dengan maksud Kabupaten Garut memperbolehkan penggunaan sepeda karena sudah menjadi hobi bersepeda sejak tahun 1980. Selain itu, kata dia, keadaan jalur Cimahi-Garut sangat baik untuk dilintasi.

"Saya juga menghitung olahraganya dan butuh waktu 6 jam untuk sampai ke Shibatsu. "Istri saya, anak-anak saya, cucu-cucu saya ada di sana," katanya.